Cabe rawit dan cabe keriting memiliki rasa pedas yang berbeda. Bentuk dan ukuran juga berbeda. Namun, apakah Anda tahu bahwa cara menanam cabe rawit dan cabe keriting juga berbeda?
Perbedaan rasa cabe rawit dan cabe keriting terletak pada tingkat kepedasan dan aroma yang dihasilkan. Cabe rawit memiliki tingkat kepedasan yang lebih tinggi daripada cabe keriting, sehingga bisa membuat lidah terbakar. Cabe rawit juga memiliki aroma yang lebih tajam dan menyengat. Cabe keriting memiliki tingkat kepedasan yang lebih rendah daripada cabe rawit, sehingga bisa memberikan sensasi pedas yang lebih lembut. Cabe keriting juga memiliki aroma yang lebih harum dan segar.
Cabe rawit adalah cabe yang memiliki ukuran kecil, sekitar 1-3 cm, dan bentuknya bulat atau lonjong. Cabe rawit memiliki rasa pedas yang sangat tajam dan menyengat. Cabe rawit termasuk tanaman semusim yang dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi. Cabe rawit membutuhkan sinar matahari yang cukup, tanah yang subur dan gembur, serta air yang teratur. Cabe rawit dapat dipanen setelah 2-3 bulan dari bibit.
Cabe keriting adalah cabe yang memiliki ukuran besar, sekitar 10-15 cm, dan bentuknya keriting atau bergelombang. Cabe keriting memiliki rasa pedas yang lebih lembut dan aromatik. Cabe keriting termasuk tanaman tahunan yang dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran sedang. Cabe keriting membutuhkan sinar matahari yang cukup, tanah yang kaya humus dan drainase baik, serta pupuk organik yang teratur. Cabe keriting dapat dipanen setelah 4-5 bulan dari bibit.
Dari perbedaan di atas, dapat disimpulkan bahwa cabe rawit dan cabe keriting memiliki kebutuhan yang berbeda dalam hal penanaman. Oleh karena itu, Anda harus memperhatikan faktor-faktor seperti iklim, tanah, air, pupuk, dan hama penyakit jika ingin menanam kedua jenis cabe ini. Dengan begitu, Anda dapat memperoleh hasil panen yang optimal dan berkualitas.