Cara Menanam Cabe Hidroponik dengan Metode Kratky

cara menanam cabe metode kratky, kratky method

Ada sejuta cara menanam cabe. Atau mungkin lebih. Menanam cabe secara hidroponik adalah salah satunya. Tapi menanam cabe atau cabai secara hidroponik pun banyak metodenya.  Salah satu cara menanam cabe hidroponik yang populer, dan yang cocok untuk “negara tropis dan negara berkembang”, adalah metode yang populer dengan sebutan “Metode Kratky” atau “Kratky Method”. Nama ini tercetus dari sosok yang meneliti dan mengembangkannya : Bernard A Kratky.

Bernard A Kratky adalah orang Amerika (USA). Tapi Amerika-nya bukan Amerika yang ber-salju. Ia tinggal di Hawaii : wilayah Amerika di tengah Samudera Pasifik yang berwujud kepulauan, berhawa panas (tropis), serta punya banyak gunung berapi. Alias sekilas tak beda tropis-nya dengan Indonesia dan banyak negara berkembang lain di sekitar garis khatulistiwa. Dan Bernard A Kratky bukan sembarang warga Hawaii. Saat menghadirkan metodenya dia masih berstatus dosen dan peneliti di Universitas Hawaii. Lebih spesifik lagi dia bekerja dan meneliti di Departemen Ilmu Tanah dan Tanaman Tropis. Jadi wajar kalau Kratky mengkaji serius urusan tanan-menanam yang cocok dengan kawasan tropik. Sekarang, pemegang gelar S1 Agronomi serta S2 dan S3 Hortikultura ini sudah pensiun dan berstatus peneliti emeritus.

Mengenal Metode Kratky

Di jagad media populer, terutama di media online dan Youtube, Metode Kratky kerap disebut sebagai metode hidroponik termudah, paling sederhana, paling tidak ribet, hidroponik level SD, dan sejenisnya. Pokoknya : super basic. Yang harus dilakukan ketika bertanam secara hidronik dengan Metode Kratky hanyalah menempatkan bibit tanaman dalam netpot, lalu mencemplungkannya ke baik air nutrisi, dan… selesai. Tinggal tunggu tanaman siap panen. Tak perlu pasang sumbu (wick), tak perlu pompa air untuk menaikan air ke rak hidroponik, tak perlu aerator untuk menghembuskan gelembung dan oksigen, dan tak perlu tetek-bengek lainnya, termasuk tenaga listrik.

Sebutan “Metode Kratky” bukan label yang disematkan sendiri oleh Bernard A Kratky. Sebutan itu hanya nama gaul yang dibuat-buat oleh media online. Kratky sendiri tak pernah menyebut metodenya sebagai Metode Kratky. Mengapa? Karena dengan rendah hati dia bilang kalau bukan dia yang menciptakan metode itu.  Ia selalu menyebut Professor Gericke dari Universitas California pada akhir 1920-an sudah menerapkan metode “water culture, soilles gardening” pada usaha sayur komersial,  yang metodenya mirip dengan yang ia kaji. Juga Kratky selalu menyebut Hideo Imai, Doktor asal Jepang, peneliti yang jadi pembimbing saat ia, tahun 1985, melakukan riset di Asian Vegetables Research and Development Center (AVRDC, sekarang sudah ganti nama, dan naik level, menjadi Word Vegetable Center), Sanhua, Taiwan, sebagai orang yang ”merumuskan” metode “non-circulating hydroponic system“, alias apa yang sekarang disebut sebagi Metode Kratky.

Hideo Imai pernah menulis makalah konferensi bertajuk “AVRDC non-circulating system hydroponic pada tahun 1987. Setahun kemudian, 1988,  barulah Kratky, bersama Imai, menulis artikel berjudul “Observations on a Noncirculating Hydroponic System for Tomato Production“. Isinya tentang keunggulan sistem hidroponik non-sirkulasi untuk menanam tomat dibandingkan dengan tanam tomat di tanah : 3,5 kg tomat per tanaman pada  sistem hidroponik non-sirkulasi versus 3,1 kg tomat per tanaman pada tanam tomat di tanah. Sejak tulisan berdua ini, Kratky tanpa bosan terus mengkaji, meneliti, dan menulis berbagai artikel ilmiah tentang “non-circulating hydroponic system” alias “sistem hidroponik non-sirkulasi”. Belakangan ia sering menggunakan pula istilah “passive hydroponic system” untuk sistem hidroponik non-sirkulasi. Artikel-artikel yang ditulis Bernard A Kratky bisa disimmak di Research Gate.

Prinsip Penting Metode Kratky

Dari paparan di atas kiranya bisa ditebak apa yang jadi prinsip Metode Kratky. Yakni non-sirkulasi. Maksudnya adalah air nutrisi pada sistem hidroponik tidak disirkulasikan. Seperti diketahui, pada sistem hidroponik lainnya –semisal NFT, DFT, DBS (dutch bucket system), air nutrisi selalu disirkulasikan dari bak penampung ke talang atau ember hidroponik dan kemudian kembali ke bak penampung, dan begitu seterusnya. Adapun pada Metode Kratky, air nutrisi hanya dimasukkan ke dalam wadah dan selanjutnya tanaman di tempatkan pada tutup bak yang diberi netpot. Mirip dengan wick system atau system sumbu? Ada miripnya. Bedanya, pada wick system akar tanaman pada masa awal tidak disentuhkan ke air nutrisi, dan hanya mendapatkan air nutrisi lewat sumbu (wick). Sedangkan pada Metode Kratky sejak awal akar tanaman langsung dibuat bersentuhan dengan air nutrisi. Sedikit menyentuh, tapi tidak terlalu terendam.

Prinsip lain dari Metode Kratky adalah non-aerasi. Metode yang juga populer dalam dunia hidroponik, terutama pada bisnis skala besar, adalah Deep Water System (DWS). Di Indonesia cara ini dikenal dengan metode hidroponik rakit apung. Pada sistem ini, tanaman ditempatkan pada papan ringan yang mengambang di wadah besar dan lebar berisi air nutrisi dan kemudian air nutrisinya diaerasi atau dipompakan gelembung udara, seperti halnya pemberian gelembung udara di akuarium. Tujuannya tak  lain untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam air. DWS ini-lah yang sudah diakrabi Kratky sebelum mengenal sistem hidroponik non-sirkulasi. Setelah berguru pada Imai, Kratky jadi tahu kalau kandungan oksigen bisa ditingkatkan tanpa perlu aerasi. Bagaimana caranya?

Pada Metode Kratky, oksigen bisa ditingkatan dengan menggunakan si tanaman hidroponik itu sendiri. Lebih tepatnya lagi akar tanaman. Jika pada Deep Water System akar tanaman seratus persen terus terendam air nutrisi, pada Metode Kratky –dan juga system Wick– hanya area ujung akar (beberapa centimeter) yang menyentuh air nutrisi. Saat usia tanaman masih muda, ruang kosong (air space) berisi udara lembab di antara air nutrisi dan penutup bak atau ember hidroponik sudah cukup mengandung oksigen yang bisa diserap akar. Perlahan, ketika tanaman terus tumbuh, akar baru juga tumbuh. Akar-akar baru inilah yang otomatis menyerap oksigen yang dibutuhkan tanaman.  Oksigennya dari mana? Seiring tanaman yang tumbuh, tanaman tentu menyedot air nutrisi, dan air nutrisi menjadi berkurang, atau turun ketinggiannya di dalam bak atau wadah air nutrisi. Karena air turun, maka air space menjadi lebih luas, yang artinya oksigen otomatis semakin banyak. Menjadi tugas akar baru tadi untuk menyedot oksigen.

Jadi, air space yang semakin luas dan adanya akar-akar baru itulah kunci peningkatan oksigen pada Metode Kratky. Oksigen bisa meningkat tanpa aerasi : tanpa perlu pompa aerator yang memerlukan listrik. Karena inilah ia menyebut sistem hidroponik non-sirkular ini sebagai “passive hydroponic system”. Dan terkait soal akar, Kratki menyebut akar yang menyedot oksigen sebagai akar oksigen atau akar udara, sementara akar lama –dan juga akar baru yang lebih panjang– yang terus menerus menyentuh air disebut sebagai akar nutrisi. Juga

Bagaimana kalau air nutrisinya ditambah? Bukankan air space akan menyempit? Orang kita memang suka menambahkan air nutrisi yang sudah berkurang dari bak atau ember hidroponik. Terutama jika memakai Wick System. Jika air nutrisi ditambah, tentu air space jadi berkurang. Pada Metode Kratki, air nutrisi tidak pernah ditambah. Proses tanam selesai, atau masa panen tiba, saat air nutrisi habis total. Jadi hingga akhir masa tanam, air space terus bertambah, mulai dari penutup bak hingga ke dasar bak. Bagaimana kalau air nutrisi habis sebelum tanaman siap panen? Tentunya sang penanam sudah tahu seberapa banyak air yang dibutuhkan untuk setiap periode tanam tanaman hidroponiknya. Atau pakai akal sehat saja : kalau memang belum masa panen tapi airnya habis, ya tambahkan saja lagi air nutrisi seperlunya.

Menanam Cabe Hidroponik dengan Metode Kratky

cara menanam cabe hidroponk metode kratkyBernard A Kratky sepertinya tidak pernah menerapkan metode hidroponik non-sirkulasi sebagai cara menanam cabe. Tak ada artikel ilmiahnya yang menceritakan hal itu. Juga tak ada video tanam cabe pada channel Youtube miliknya : Grow Kratky. Tanaman yang biasa dia tanam sewaktu penelitiannya adalah tanaman yang biasa kita dengar di duni hidroponik : bayam, selada, tomat, timun, dan ”tanaman tulang lunak” lainnya. Tanaman dengan masa tanam terlama lama yang sering dijadikan contoh Kratky adalah hidroponik timun yang menggunakan tong sampah plastik ukuran 30 galon (100 liter), yang cukup untuk dipakai menanam timun selama 100 hari. Timunnya sendiri sudah mulai bisa dipanen 50 hari setelah tanam.

Karena Kratky tak memberi contoh, tak ada salahnya mencoba sendiri menanam cabe secara hidroponik dengan Metode Kratky. Ada panduannya? Kalau mau cari di Youtube, tentu amat banyak panduannya. Baik video buatan Youtuber lokal maupun Youtuber asing. Salah satu yang menarik untuk ditonton adalah video bertajuk “Menanam Cabe Rawit Hidroponik” yang ada di channel Tanam Menanam. Secara garis besar, tutorial yang ada di video tersebut mencontohkan cara menanam yang mirip-mirip Metode Kratky. Tapi sang narator sama sekali tak menyinggung kata Metode Kratky. Ia sendiri sekilas menyebut metodenya mirip sistem Wick, tapi tanpa wick, atau tanpa sumbu. Perbedaan lain, video ini menganjurkan untuk menambah air nutrisi jika air nutrisi sudah berkurang. Hal ini tentu wajar karena cabe merupakan tanaman berusia panjang. Cabe rawit di video ini sudah mulai bisa dipanen setelah 75 hari setelah tanam. Di dunia normal, atau di halaman rumah, sampai setahun pun cabai sering kali masih belum diganti. Jadi tak ada salahnya terus menambah air nutrisi kalau memang sudah berkurang. Kalau perlu sampai setahun, kalau cabe-nya masih terus berbuah.

Ada video tutorial buatan Rumah Cabe? Belum sempat bikin. Yang pasti, Rumah Cabe mencoba untuk mengikuti tutorial di atas. Menanam cabe hidroponik dengan menggunakan box bekas es krim ukuran 8 liter. Mengapa? Simpel saja alasannya. Cantik untuk dilihat. Namanya juga cabe rumahan. Perlu menimbang unsur estetika. Siapa tahu cabe hidroponiknya sudah tumbuh segar dan ingin ditempatkan di teras : bisa menjadi pemandangan cantik saat sambil ngopi dengan tamu. Tidak enak di mata kalau pakai kaleng bekas cat yang sudah belepotan (walau bisa dicat). Kalau mau beli box bekas es krim, bisa di tokopedia. Berikut link-nya : Box Ember Ice Cream 8L / Kotak Ember Es Krim 8L / Ember Putih Kotak. Harganya sekitar Rp 11.000-an per box. Adapun untuk netpot-nya, yang enak dilihat dan proporsional dengan kotak es krim tadi adalah netpot ukuran besar, atau ukuran 10 cm : netpot 10 cm hitam hidroponik, yang harga perbuahnya sekitar seribu perakan.

Untuk bibit cabe-nya tentu bisa mulai dari nol dengan menyemai sendiri. Tapi bibit cabe hasil semaian sebaiknya jangan yang usianya masih muda, karena masih terlalu kecil dan tidak sedap dipandang.Yang ideal adalah bibit cabe yang sudah berumur satu setengah hingga 2 bulan. Bibit ini sudah cukup umur dan aman untuk dipindahkan ke sitem hidroponik. Tidak takut layu atau mati. Kalau tak sabar karena harus menunggu hasil semai hingga 2 bulan, beli saja bibit cabe yang memang sudah besar : Bibit Cabe Rawit Hidup Tanaman Cabe Pohon Cabai Rawit Super F1. Harganya tak mahal. Harganya sekitar Rp 4.500-an per pohon. Atau kalau mau lebih seru lagi, beli pohon cabe yang sudah berbuah : Habanero Peppers Tanaman Buah Cabai Pohon Cabe Saus Salsa. Harga pohon cabe berbuah ini lumayan pedas : 30 ribuan.

Selain bibit cabe, yang juga diperlukan adalah nutrisi AB Mix untuk membuat air nutrisi yang diperlukan. Banyak merek tersedia di Tokopedia, baik buat nursery yang jadi penjualnya maupun buatan pabrik, antara lain yang berikut ini : Nutrisi Hidroponik AB Mix Cair Sayuran Daun, yang harganya sekitar Rp 20 ribuan.

Silakan mencoba cara menanam cabe hidroponik dengan Metode Kratky. Selamat ber-hidroponik tanpa sirkulasi. Hidroponik khas kawasan tropis dan negara berkembang.

Artikel Terkait

  1. menanam cabe hidroponik